MAKALAH
PENDAPATAN NASIONAL
HAIDIR
NIM
136601109
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum
pendapatan nasional dapat diartikan sebagai total pendapatan faktor produksi,
atau total pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi, yakni tenaga kerja,
modal, dan tanah dalam periode tertentu biasanya dalam 1 tahun.
Untuk
mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat
dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi ( economic
growth ) dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional ( produksi
nasional ) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan
nasional ( national income ) ini merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi
secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional
dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi. Besarnya
kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran
masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara
– negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Arus
pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan, pemerintah, ataupun
luar negeri merupakan pendapatan bagi parapemilik faktor produksi. Setiap orang
akan memperoleh pendapatan karena membantu proses produksi.
Permasalahan
Yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
konsep
teori dan pembahasan tentang pendapatan nasional serta perbandingan Negara Indonesia?
2.
Bagaimnana
perhitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan, produksi, dan
pengeluaran ?
3.
Apa
saja manfaat perhitungan pendapatan nasional ?
Tujuan dan
Manfaat Pendapatan Nasional
Selain
bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan
data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki
manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur
perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara
jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui
bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara
industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping
itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya
sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya.
Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari
waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan
sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan
Nasional adalah Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai
kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari
perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat
ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi
pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta
tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data
pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi
tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini
dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di
masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Pendapatan
nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda dituliskan dengan huruf
besar P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan
jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008, p36). Terdapat beberapa cara
yang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional
bruto dan pendapatan domestic bruto.
Konsep
Pendapatan Nasional
Produk
Domestik Bruto (GDP)
Produk
domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor atau disebut juga dengan
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan
jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw,
2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik
warga negara asing yang melakukan produksi di dalam negara tersebut.
Pendapatan
nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
Produk
Nasional Bruto (GNP)
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut atau disebut juga
dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa dalam
suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara
tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor produksi yang
digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang dimiliki penduduk
atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut
(Sukirno, 2008, p35).
Produk
Nasional Neto (NNP)
Produk
Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam
proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat
dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung
(direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan.
Penghitungan
Pendapatan Nasional
Pendapatan
negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Pendekatan
pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan
laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.
Pendekatan
produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu
periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai
jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Pendekatan
pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi
(Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Rumus
menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g =
{(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat
pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia
tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420
triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika
diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g =
{(467-420)/420}x100% = 11,19%
Tiga metode
yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional
1.Expenditure Approach
Digunakan di
negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat,
dimana pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat memberi gambaran
tentang sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana
baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang
dinikmati, serta memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis
makroekonomi (Sukirno, 2008, p37).
Perhitungan
pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat komponen penting,
* Konsumsi
rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga, termasuk
barang tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya pendidikan (Mankiw,
2006, p12), namun tidak termasuk investasi, seperti pembayaran asuransi atau
uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38).
* Belanja
pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah, yang
dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang termasuk
dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri dan pembelian
inventaris, sedangkan yang termasuk investasi adalah pembangunan jalan raya,
sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan social untuk fakir miskin, bantuan
untuk korban bencana alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam belanja
pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran transfer, karena tidak ada
barang/jasa yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13).
* Investasi
merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan untuk memproduksi
barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12). Investasi dapat digolongkan menjadi
pengeluaran atas barang modal dan peralatan produksi, perubahan dalam nilai
inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk mendirikan bangunan (Sukirno,
2008, p39).
* Ekspor neto
sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing (ekspor) dikurangi
dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara tersebut (impor) dalam
periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
2.Production Approach
Produk neto
dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan
cara neto diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh
perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara
ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor
tersebut terhadap perekonomian negara.
3.Income Approach
Pendapatan
nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan
pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk
mewujudkan barang dan jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut
digolongkan menjadi pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha
perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan perusahaan.
Dalam
melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala, terutama
di Indonesia. Masalah tersebut antara lain adalah
*
Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi
terdokumentasi dengan baik
* Pemilihan
kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai contoh adalah
kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak, menanam
palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti
transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak
berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.
*
Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh
orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah tangga
dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli oleh
bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi
tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan
terjadi perhitungan dua kali.
* Penentuan
harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan harga yang
sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain sebagainya.
* Investasi
bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi, terutama
untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.
* Informasi
kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga. Penentuan indeks
harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti penentuan barang yang akan
digunakan dalam perhitungan.
Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara
atau Nasional
Bertujuan
untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data
terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama
satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat
lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara
menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk
menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan
nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa,
dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau
antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Faktor yang memengaruhi Pendapatan
Nasional
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh
sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor
yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi
perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan
tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan
agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional
(pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.
Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
Konsumsi dan tabungan
Konsumsi
adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya.
Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Pengeluaran
untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Data
Pendapatan Nasional Negara Indonesia
PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
2005-2009
Pendapatan
Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB) atau Gross Domestic
Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang
diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan
faktor-faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks
Negara, Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1
tahun/periode.
PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA tahun 2005-2009
|
||||||
No
|
Lapangan Usaha / Industrial Origin
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
1
|
Pertanian, Peternakan, Kehutanan
dan Perikanan/Agriculture,Livestock, Foresty and Fishery (%)(TrilliunRp)
|
13,39% (234,44)
|
13% (240,13)
|
13,7% (269,11)
|
14,5% (301,94)
|
15,3% (333,08)
|
2
|
Pertambangan dan Penggalian/Mining
and Quarrying (%)(TrilliunRp)
|
10,44% (491,28)
|
11% (203,18)
|
11,2% (220,01)
|
10,9% (226,97)
|
10,5% (228,58)
|
3
|
Industri Pengolahan/Manufacturing
Industry (%)(TrilliunRp)
|
28,06% (111,18)
|
27,5% (507,96)
|
27% (530,37)
|
27,9% (580,97)
|
26,4% (574,72)
|
4
|
Listrik, Gas dan Air
Bersih/Electricity, Gas and Water Supply (%)(TrilliunRp)
|
0,92% (16,11)
|
0,9% (16,62)
|
0,9% (17,68)
|
0,8% (16,66)
|
0,8% (17,42)
|
5
|
Konstruksi/Construction
(%)(TrilliunRp)
|
6,35% (111,18)
|
7,5% (138,54)
|
7,7% (151,25)
|
8,5% (177,00)
|
9,9% (215,52)
|
6
|
Perdagangan, Hotel dan
Restoran/Trade, Hotel and Restaurant (%)(TrilliunRp)
|
15,75% (275,75)
|
15% (277,07)
|
15% (294,65)
|
14% (291,52)
|
13,4% (291,72)
|
7
|
Pengangkutan dan
Komunikasi/Transport and Communication (%)(TrilliunRp)
|
6,63% (116,08)
|
6,9% (127,45)
|
6,7% (131,61)
|
6,3% (131,18)
|
6,3% (137,15)
|
8
|
Keuangan, Real Estat dan Jasa
Perusahaan/Finance, Real Estate and Business Services (%)(TrilliunRp)
|
8,36% (146,37)
|
8,1% (149,62)
|
7,7% (151,25)
|
7,4% (154,10)
|
7,2% (156,74)
|
9
|
Jasa-jasa/Services (%)(TrilliunRp)
|
10,1% (176,83)
|
10,1% (186,56)
|
10,1% (198,40)
|
9,7% (201,99)
|
10,2% (222,05)
|
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
|
100(1679,22)
|
100(1847,13)
|
100(1964,33)
|
100(2082,33)
|
100(2176,98)
|
|
PDB Tanpa Migas /GDP Without Oil
and Gas (%)(TrilliunRp)
|
88,93% (1557,01)
|
88,9% (1642,10)
|
89,5% (1758,10)
|
89,4% (1861,59)
|
91,7% (1996,29)
|
Sumber : Biro Pusat Statistik
Dari
data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami
peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga menjadi salah satu negara
dengan PDB terbesar didunia. Pendapatan terbesar berada pada bidang Industri
Pengolahan yg berkisar di atas 25% dari PDB. Pada tahun 2005 Pendapatan
Nasional Indonesia terbesar dipasok dari sektor pertambangan sebesar Rp 491,28
triliuni. Dilihat dari PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh dari PDB dengan
migas, itu berarti sektor tersebut memberikan PDB yang cukup besar. Pendapatan
Nasional Indonesia terkecil berada pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang
berkisar di bawah 1% dari PDB. Sedangkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009
sektor Industri yang paling besar menyumbang Pendapatan Nasional. Dapat
dikatakan bahwa Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara Industri walaupun
Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa demikian ? Indonesia
menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan SDM yang ada dan
dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat ini. Dengan menjadikan
Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan diberdayakannya SDM yang ada,
bukan tidak mungkin Indonesia dapat menciptakan peluang usaha guna mengurangi
tingkat pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat
banyak.
BAB III
Simpulan
Pendapatan Nasional bertujuan untuk mengukur
tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci
mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu
periode, selain itu perhitungan pendapatan nasional bertujuan untuk mengetahui
dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat
digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian,
atau negara jasa
Daftar Pustaka